Dahulu kala terdapat seorang warga Tengger bernama Ki Dada Putih yang sedang melewati hutan belantara. Di hutan tersebut ia menemukan daerah kembang senikir yang dinamakan hutan Kinawa Sekar. Ki Dada Putih melanjutkan perjalanan hingga menemukan sebuah padang luas ‘oro-oro ombo’ yang miring ke utara. Padang tersebut ditumbuhi tanaman-tanaman sedaer. Ki Dada Putih pun berkata: “Suatu hari nanti akan banyak orang yang menempati tempat ini. Desa ini akan dinamakan Desa Sedaeng”. Ki Dada Putih menyebut Desa Sedaeng karena kawasan tersebut banyak tumbuh tanaman yang bernama Sedaer.
Selain itu, tanaman Sedaer juga memiliki makna mandhi sabdane yang berarti mujarap perkataannya. Seorang masyarakat sekitar yang bernama Mbah Riyam sebagai penduduk yang membabat alas memulai kehidupan maupun aktivitas di hutan tersebut hingga menjadi Desa Sedaeng. Setelah menjadi seseorang yang berhasil babat alas di tanah tersebut beliau berkata: “Jika terdapat orang yang berniat jahat, maka ia tidak akan selamat”, lantas ucapan tersebut menjadi ancaman bagi orang-orang berniat jahat dan sebagai bentuk lingkungan desa yang aman.